Studi Deskriptif Teologis Pembangunan Bait Suci Orang Samaria di Gunung Gerizim
DOI:
https://doi.org/10.38189/jtbh.v3i1.61Keywords:
Samaria, Samaritan, mount Gerizim, intertestamentalAbstract
One of the elements of the contention that arose between the Samaritans and the Jews mentioned in John 4 was about the center of worship. The Samaritans recognized the Temple on Mount Gerizim as a center of worship, while the Jews recognized the Temple in Jerusalem. The existence of the Temple on Mount Gerizim is not widely recorded in the Bible. That is why research is needed to describe this Samaritan place of worship which causes conflict between the Samaritan and the Jew. The problem in this research is how the construction of the Temple on Mount Gerizim so that it becomes an element of contention between the Samaritans and the Jews. To answer these questions, the authors used the literature method with a descriptive qualitative approach. The results showed that the temple on Mount Gerizim was not the center of worship that God intended it to be. In New Testament times, what God wanted was for worshipers who were not focused on the temple on Mount Gerizim or in Jerusalem, but worshipers who worshiped God in spirit and in truth.
Salah satu unsur pertikaian yang muncul di antara orang Samaria dan orang Yahudi yang disebutkan dalam Yohanes 4 adalah mengenai pusat ibadah. Orang Samaria mengakui Bait Suci di Gunung Gerizim sebagai pusat ibadah, sementara orang Yahudi mengakui Bait Suci di Yerusalem. Keberadaan Bait Suci di Gunung Gerizim tidak banyak dicatat oleh Alkitab. Itu sebabnya dibutuhkan penelitian untuk mendeskripsikan tempat ibadah orang Samaria ini sehingga menimbulkan konflik di antara orang Samaria dan orang Yahudi. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pembangunan Bait Suci di Gunung Gerizim sehingga menjadi salah satu unsur pertikaian antara orang Samaria dan orang Yahudi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan metode pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bait suci di Gunung Gerizim bukanlah pusat ibadah yang dikehendaki Tuhan. Pada masa Perjanjian Baru, yang dikehendaki Tuhan adalah penyembah yang tidak terfokus kepada bait suci di Gunung Gerizim ataupun di Yerusalem, melainkan penyembah yang menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.
References
Arifianto, Yonatan Alex. “Deskripsi Sejarah Konflik Horizontal Orang Yahudi dan Samaria.†PASCA : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 16, no. 1 (2020): 33–39.
Browning, W. R. F. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019.
Charles Pfeiffer, Everett Harrison, ed. The Wycliffe Bible Commentary. biblestudytoolscom. Malang: Gandum Mas, 2014.
Denney, Andrew S., dan Richard Tewksbury. “How to Write a Literature Review.†Journal of Criminal Justice Education 24, no. 2 (2013): 218–234.
Douglas, J.D., ed. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2007.
———, ed. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2013.
Free, Joseph P., dan Howard F. Vos. Arkeologi dan Sejarah Alkitab. Malang: Gandum Mas, 2016.
Gertz, Jan Christian, Berlejung Anggelika, Konrad Schmid, dan Markus Witte. Purwa Pustaka - Eksplorasi Ke Dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama Dan Deuterokanonika. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017.
Haag, Herbert. Kamus Alkitab. flores: Penerbit Nusa Indah, 2003.
Hagelberg, Dave. Tafsiran Injil Yohanes Pasal 1-5. Yogyakarta: Penerbit Andi, 1999.
Henry’s Matthew. “Matthew Henry Commentary On Whole Bible.â€
Hinson, David F. Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019.
Jagersma, H. Dari Aleksander Agung sampai Bar Kokhba sejarah Isarel dari 330 SM-135 M. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Lumingkewas, Marthin Steven. TEOLOGI PERJANJIAN LAMA 2. OSF Preprints, 2020.
Mathias, Billy, dan Mcelrath W N. Ensiklopedia Alkitab Praktis. Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2003.
Roddy, Nicolae, dan Ingrid Hjelm. “‘The Samaritans and Early Judaism: A Literary Analysis,.’†Journal of Biblical Literature 120, no. 3 (2001): 557.
Rowley, H.H. Ibadat Isarel Kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019.
Siahaan, Harls Evan R. “Refleksi Konsep Proto Logos Lukas dalam Membangun dan Meningkatkan Kegiatan Publikasi Ilmiah di Lingkungan Sekolah Tinggi Teologi.†BIA’: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual (2018).
Wijaya, Hengki. “Kajian Teologis Tentang Penyembahan Berdasarkan Injil Yohanes 4:24.†Jurnal Jaffray 13, no. 1 (2015): 77.
Willyam, Wen. Logos, Memra, Dan Yesus:: Sebuah Studi Tentang Pengaruh Konsep Logos Yudaisme Helenisme, Memra Yudaisme Palestina Terhadap Konsep Logos Perjanjian Baru. galilee Press, 2018.
Zaluchu, Sonny Eli. “Strategi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama.†Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat (2020).
Alkitab Hidup Berkelimpahan Life application Study Bible. Malang: Gandum Mas, 2016.