Menuju Evolusi Ibadah Kristen di Masa Pandemi Covid-19
DOI:
https://doi.org/10.38189/jtbh.v3i2.87Keywords:
Covid-19, Evolutionary, Religiosity, ReligionsAbstract
The rapid spread of COVID-19 throughout the world is changing the way everyone lives in socializing; the environment most used for a living has rapidly shrunk into homes. Business, schools, and religious services all move quickly online. No one knows precisely how long these physical and social restrictions will last -or what are the short and long-term impacts on religious life? In standard times, the presence of religious adherents in houses of worship is used by sociologists as a condition of religiosity for every religious devotee. But how can religiosity be measured in a time when people are alone? And in a time when people are not allowed to meet in large groups or even leave their homes. What will the Religiosity of Religion look like in the future? And how will the coronavirus affect the religious practices of the Nusantara religions? This paper aims to provide a way forward for studying post-pandemic evolutionary religions that are significant in Indonesia. This study uses an evaluation method in a qualitative approach. The exploration into the evolution of human religiosity is often distorted by assumptions made about religion's nature. This review explores developments in the evolution of religion and provides critical evaluations of different theoretical positions. In general, scholars believe that religion is adaptive. In this set of ideas, theologians' evolutionary insight is not a threat but rather an essential clarification of cross-cultural religion's evolution.
Penyebaran COVID-19 yang cepat ke seluruh dunia mengubah cara hidup setiap orang dalam bersosialisasi; lingkungan yang paling banyak digunakan untuk hidup telah dengan cepat menyusut menjadi rumah. Bisnis, sekolah, dan layanan keagamaan semuanya bergerak cepat secara online. Tidak ada yang tahu persis berapa lama pembatasan fisik dan sosial ini akan bertahan atau apa dampak jangka pendek dan jangka panjangnya terhadap kehidupan beragama. Pada zaman standar, kehadiran pemeluk agama di rumah ibadah dimanfaatkan para sosiolog sebagai syarat religiusitas setiap pemeluk agama. Tapi bagaimana religiusitas bisa diukur di saat orang sendirian? Dan di saat orang tidak diperbolehkan bertemu dalam kelompok besar atau bahkan meninggalkan rumah. Seperti apa Religiusitas Agama di masa depan? Dan bagaimana virus corona akan mempengaruhi praktik keagamaan agama-agama Nusantara? Makalah ini bertujuan untuk memberikan jalan ke depan untuk mempelajari agama-agama evolusioner pasca-pandemi yang signifikan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan studi literature. Penjelajahan ke dalam evolusi religiusitas manusia sering kali terdistorsi oleh asumsi-asumsi yang dibuat tentang hakikat agama. Ulasan ini mengeksplorasi perkembangan dalam evolusi agama dan memberikan evaluasi kritis tentang posisi teoritis yang berbeda. Secara umum, para sarjana percaya bahwa agama itu adaptif. Dalam kumpulan gagasan ini, wawasan evolusioner para teolog bukanlah ancaman, melainkan klarifikasi esensial dari evolusi agama lintas budaya.
References
Albet Saragih, dan Johanes Waldes Hasugian. “Model Asuhan Keluarga Kristen di Masa Pandemi Covid-19.†JURNAL TERUNA BHAKTI 3, no. 1–11 (2020).
Alma Fildzah Aufar, Santoso Tri Raharjo. “Kegiatan Relaksasi Sebagai Coping Stress Di Masa Pandemi Covid-19,.†Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik 2, no. 2 (2020): 157.
Anggia Valerisha, Marshell Adi Putra. “Pandemi Global COVID-19 dan Problematika Negara-Bangsa: Transparansi Data Sebagai Vaksin Socio-digital?,.†Jurnal Hubungan Internasional 2, no. 1 (2020): 2.
Chairani, Ikfina. “Dampak Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Gender Di Indonesia.†Jurnal Kependudukan Indonesia Edisi Khusus Demografi Dan Covid-19 7, no. 6 (2020): 555-564.
Hadi, Sutrisno. Metode Penelitian, 2nd ed. Yogyakarta: Andi Offset, 2011.
Hasahatan Hutahaean, Bonnarty Steven Silalahi, Linda Zenita Simanjuntak. “Spiritualitas Pandemik: Tinjauan Fenomenologi Ibadah Di Rumah.†Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat 4, no. 2 (2020): 235–250.
Herliandry, Luh Devi, Nurhasanah, Maria Enjelina Suban, dan Heru Kuswanto. “Pembelajaran Dimasa Pendemi Covid-19â€.†Jurnal Teologi Pendidikan 22, no. 1 (2020): 65–70.
Karyono, Rohadin, Devia Indriyani. “Penanganan Dan Pencegahan Pandemi Wabah Virus Corona (Covid-19) Kabupaten Indramayu.†Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik 2, no. 2 (2020): 164.
Parwanto, MLE. “Virus Corona (2019-nCoV) penyebab COVID-19.†J Biomedika Kesehatan 3, no. 1 (2020): 1–2.
Permana, Rubyantara Jalu, dan Sonny Eli Zaluchu. “Penulis Loh Batu Kedua Sepuluh Perintah Allah: Analisis terhadap Keluaran 34:1,28.†PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 16, no. 1 (2020): 24–32.
Rumbay, Christar Arstilo. “Christology in Digital Era: A Socio-systematic Theology Contribution to the Sustainable Smart Society.†PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 16, no. 1 (2020): 15–23.
Sujarweni, V.Wiratna. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014.
Sumarto, Yonatan. “Tinjauan Teologis Tentang Ibadah Bagi Pelaksanaan Misi Allah.†Jurnal Jaffray 18, no. 1 (2020): 61.
Supriatna, Eman. “Wabah Corona Virus Disease Covid 19 Dalam Pandangan Islam.†SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 7, no. 6 (2020): 555–564.
Tiodora Hadumaon Siagian. “Mencari Kelompok Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona Dengan Discourse Network Analysis Finding High Risk Groups To Coronavirus Using Discourse Network Analysis.†Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia 9, no. 2 (2020): 98–106.
Widjaja, Fransiskus Irwan, Candra Gunawan Marisi, T. Mangiring Tua Togatorop, dan Handreas Hartono. “Menstimulasi Praktik Gereja Rumah di tengah Pandemi Covid-19.†Kurios (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) 6, no. 1 (2020): 127–139.
ZA, Safrizal. Pedoman Umum Menghadapi Pandemic Covid 19. Jakarta: Kementrian Dalam Negeri, 2020.