Misi Allah pada Masa Intertestamental
DOI:
https://doi.org/10.38189/jtbh.v3i1.49Keywords:
mission, intertestamentalAbstract
The people of God of the Old Testament and the people of God in the New Testament were linked during what is called the intertestamental age. This period is referred to as a state of vacuum which is marked by the absence of a demonstrative role of the prophet. The 400 year period of development, destruction, success and decline of the ruling nations was prophesied by God. The Old Testament Book of Daniel shows clearly that world history is proceeding according to God's sovereignty. Mission is God's work. The important thing from God’s mission is talking about God as a sender, where He is the source, initiator, dynamist, implementer and fulfiller of His mission. The method of study related to God's mission in the Interstestamental era is the method of studying literature, which describes it descriptively. The intertestamental period is the time when other nations know the God of Israel through their existence among them. This is a different way from what happened in the days of Solomon's kingdom where there was a temple in Jerusalem which became an attraction for Gentiles. The political, social, and economic situation in intertestamental times was a preparation for the mission of the church in New Testament times.
Umat Allah Perjanjian Lama dan Umat Allah Perjanjian Baru dihubungkan dalam masa suatu yang sebut masa intertestamental. Masa ini disebut sebagai keadaan adanya kevakuman yang ditandai oleh tidak nampaknya peranan nabi secara demonstratif. Masa waktu 400 tahun mengalami perkembangan, kehancuran, kesuksesan dan kemerosotan negara-negara yang menguasai sudah dinubuatkan oleh Tuhan. Kitab Daniel dalam Perjanjian Lama memperlihatkan dengan jelas bahwa sejarah dunia berjalan sesuai dengan kedaulatan Allah. Misi adalah karya Allah. Hal penting dari misi atau pengutusan Allah berbicara tentang Allah sebagai pengutus, dimana Ia adalah sumber, inisiator, dinamisator, pelaksana dan penggenap misi-Nya. Metode pengkajian terkait misi Allah pada masa Interstestamental adalah dengan metode kajian pustaka, yang menguraikan secara deskriptif. Masa intertestamental adalah masa di mana bangsa-bangsa lain mengenal Allah Israel melalui keberadaan mereka di tengah bangsa-bangsa lain. Ini adalah cara yang berbeda dari yang terjadi pada masa kerajaan Salomo di mana ada bait suci di Yerusalem yang menjadi daya tarik bagi bangsa-bangsa lain. Situasi politik, sosial, dan ekonomi pada masa intertestamental merupakan persiapan bagi misi gereja pada masa Perjanjian Baru.
References
Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta: LAI, 2007.
Drane, Jon. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013.
Erickson, Milard J. Teologi Kristen Jilid I. Malang: Gandum Mas, 2014
Feinberg, John S. Masih Relevankah Perjanjian Lama di Era Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2003
Hinson, David F. Sejarah Israel. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015
Kuiper, Arie De. Missiologia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016
Merril C. Tenney. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2013
Napel, Hen Ten. Kamus Teologi Inggris – Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012
Park, Abraham. Janji dari Perjanjian Kekal terj. Youn Don Hee. Jakarta: Grasindo, 2015
Park, Abraham. Pemeliharaan yang Misterius dan Ajaib terj. Youn Don Hee. Jakarta: Grasindo, 2015
Prent, K. c.m., dkk., eds. Kamus Latin – Indonesia. Semarang: Yayasan Kanisius, 1969
Tomatala, Yakob. Teologi Misi. Jakarta: Leadership Fondation, 2003
Tulluan, Ola. Introduksi Perjanjian Baru. Batu: Departemen Literatur YPPII, 2006
Zuck, Roy B., Ed. A Biblical Theology of The Old Testament. Malang: Gandum Mas, 2015
__________. A Biblical Theology of The New Testament. Malang: Gandum Mas, 2011