Keselamatan Eksklusif dalam Yesus di tengah Kemajemukan Beragama
DOI:
https://doi.org/10.38189/jan.v1i2.66Abstract
Keselamatan eksklusif di dalam Yesus adalah keselamatan yang bersifat absolut, mutlak, dan final. Ini berarti bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan, dan tidak ada jalan yang lain bagi keselamatan. Inilah makna keselamatan eksklusif dalam Yesus. Sebagai konsekuensi, keselamatan tidak dapat diperoleh di luar Yesus. Dengan demikian ungkapan banyak jalan ke Roma, tidak dapat diterima dalam konteks keselamatan. Agama-agama yang oleh para penganutnya dianggap sebagai saluran keselamatan juga mengalami kegagalan karena agama-agama sebagai produk manusia tidak punya kuasa untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Dalam konteks kemajemukan beragama, keselamatan eksklusif di dalam Yesus dapat menimbulkan ketegangan atau bahkan konflik dengan penganut agama lain. Untuk itu orang percaya perlu mengembangkan sikap toleransi, dalam arti menghargai atau menghormati para pemeluk agama lain dalam hubungan bermasyarakat, namun tidak bertoleransi dalam keyakinan yang mereka percayai. Toleransi hendaknya dilakukan dalam suatu hubungan yang di dasari oleh kasih. Namun di sisi lain, orang percaya tidak boleh lupa dengan tanggung jawab utamanya untuk memberitakan Injil. Toleransi dalam konteks kemajemukan beragama bukanlah alasan bagi orang percaya untuk tidak memberitakan Injil karena memberitakan Injil adalah tugas yang melekat dan pemberita Injil adalah identitas yang melekat dalam diri orang percaya.Â
References
Achmad, Nur, ed. Pluralitas Agama: Kerukunan dalam Keragaman. Jakarta: Kompas, 2001.
Arifianto, Yonatan Alex, dan Joseph Christ Santo. “Tinjauan Trilogi Kerukunan Umat Beragama Berdasarkan Perspektif Iman Kristen.†Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1, no. 1 (2020): 1–14.
Arifianto, Yonatan Alex, dan Kalis Stevanus. “Membangun Kerukunan Antarumat Beragama dan Implikasinya bagi Misi Kristen.†HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 1 (2020): 39–51.
Balz, Horst Robert, dan Gerhard Schneider. Exegetical Dictionary of the New Testament. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1993.
Boice, James Montgomery. The Gospel of John Volume 4. Grand Rapids: Zondervan Publishing, 1978.
Coward, Harold. Pluralisme: Tantangan bagi Agama-agama. Yogyakarta: Kanisius, 1989.
Ferguson, Sinclair B., ed. New Dictionary of Theology. Leicester: Inter-Varsity Press, 1988.
Hick, John. God Has Many Names. Philadelphia: Westminster John Knox Press, 1980.
Knitter, Paul F. No Other Name. London: SCM Press, 1985.
Newbigin, Lesslie. Injil dalam Masyarakat Majemuk. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
Paembonan, Yafet M. “Memahami Tantangan Teologi Pluralisme dan Teologi Pembebasan.†Jurnal Teologi Berita Hidup 2, no. 1 (2019): 48–59.
Panikhar, R. The Intrareligious Dialogue. New York: Paulist Press, 1978.
Race, Alan. Christians and Religious Pluralism. New York: Orbis Books, 1982.
Stevri Indra Lumintang. Teologi Abu-abu. Malang: Gandum Mas, 2004.
Sugiharto, Ayub. “Skripsi: Bahaya Pandangan Pluralisme Bagi Orang Percaya.†Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup, 1999.
WEF Theological Commission. The Unique Christ in Our Pluralistic World. Seoul: WEF, 1993.
Wijaya, Bambang. “Misi Sebagai Tugas Pokok Gereja.†In Konsultasi Kasih Yang Peduli, 20 September 2013. Bandung, 2013.
Wright, Chris. Yesus Kristus Memang Khas Unik. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih / OMF, n.d.
Yewangoe, Andreas Anangguru. Iman, Agama dan Masyarakat dalam Negara Pancasila. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002.
Zodhiates, Spiros. The Complete Word Study New Testament with Parallel Greek. Chattanooga: AMG Publisher, 1994.
BibleWorks 7.0.012g (2006).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Angelion is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at https://e-journal.iaidalwa.ac.id/index.php/jan
E-mail: [email protected]